1 Agu 2012

Menghapus jejakmu


Sebut saja ini puisi cinta
dimana kita adalah hurup dan sepi adalah kata yang menyusunnya
lalu malam menjadikan larik kalimat itu bermakna
seperti rasi bintang petunjuk arah para nelayan

Mungkin juga ini sebidang harap yang mesti diendap ini hari 
untuk diwujudkan kembali esok
dimana sebongkah niat akan membuka jalan 
pada ragu yang mungkin singgah 

Lalu.. . tiba saat semua usai,
namun rasanya tiada yang benar benar pernah usai
malam kembali pulang, bintang tiada dan kita kehabisan kata
siang yang terang tak membuka jalan. .

Puisi cinta ini benar adanya dan kitalah makna dalam barisan katanya
dimana kenyataan adalah waktu yang terus berjalan
dan. . kamu pernah ada dihidupku

Seperti daun luruh keharibaan bumi
burung burung yang kembali pulang keperaduan 
kenangan puisi ini dan semua yang menyertainya tak pernah usai
tak bisa ia lenyap begitu saja walau kita sangat inginkan itu
Menghapus jejakmu adalah ketidakberdayaanku, dimana kenyataan adalah waktu yang terus berjalan dan kamu ada dibenak ku
 
it's about girl who beloved.. .
yang mana, kurasa kebahagiaan lebih banyak berpihak kepadanya saat dia tak bersamaku lagi. 
_Semoga.. . 

Tulisan ini ikut berpartisipasi dalam rangka ultah keempat blog Mbak Julie (Cinta dalam serpihan kata) dalam postingan yang berjudul  selalu ada cinta.

Maaf kalau ga ada potonya Mbak :P

12 komentar:

julie mengatakan...

puisi yang cantik mas

tapi kenapa harus dihapus jejaknya :(

Mood mengatakan...

Makasih Mbak.
Rasanya lebih baik dihapus jejaknya ketimbang terlalu lama mengharu biru dihati malah nti bikin sesak napas.
He he he.. .

Penanti Hujan mengatakan...

duhhh sedih banget :(

kemanakah dia sekarang :(

Lidya Fitrian mengatakan...

duh kenapa harus dihapus jejaknya mas? maaf baru bisa mampir kesini mas

Damar mengatakan...

tumben sampean bermelo melo sampe mengharu biru. Kirain tadi isinya fan si peterpan tibaknya sebuah kesedihan. Met buka puada Kang

Mood mengatakan...

@ Chika: Sedihnya sdh lewat, skrng dia msh ada sekota juga denganku.

@ Mbak Lidya: Saya yang harusnya minta maaf karena males ngeblog jadi malas pula berkunjung keblog sahabat.
Makasih ya sdh singgah di Jejak lalu.

@ Kadang bermelo melo juga enak kang, sambil nunggu beduk maghrib :p
Met buka puasa juga kang.

rime mengatakan...

kalau diikhlaskan, semoga bisa dapat gantinya :D

awalnya tadi saya kira isinya mau mbahas lirik lagu Peterpan eh Noah :)

Mood mengatakan...

@ Rime: Ni lagi dicoba buat mengikhlaskan, biar cepat dapat gantinya. He he.. .

ESSIP mengatakan...

waduh kayaknya saya ada lagu yang pas deh bang Mood buat puisi ini.. besok deh atau kapan saya buat postingan ya, kalau perlu nanti saya nyanyi live dengan gitar hehehe

YSalma mengatakan...

yang pasti di telah memberi warna'biru' dalam hati-mu Mood :)

Mood mengatakan...

@ Loz Akbar: Ditunggu lagunya Mas, lebih asik kl sampeyan yg nyanyi dan diiringi gitar.
@ Mbak YSalma: Iya Mbak, warna biru yang membekas dipalung jiwaku.

pulsa mengatakan...

smg cpet dapet penggantinya mas, sbr :)