9 Des 2011

Sesekali.. .

Sesekali berkunjunglah kehatiku, 
agar kau tau. . 
disana, masih tersimpan rindu
dan beberapa gurat biru yang mengiris kalbu

 Sesekali bukalah lembaran lama pada surat yang terkirim
maknai rima yang pernah kutulis pada sajak sajak penghujung malam

Karena itu rasaku.. .
saat menggunung pesona elokmu, yang kerap jedakan lelapku





Tengoklah sebentar..  .

Agar kau tau. . Jejakmu tidak samar, ia membekas erat dipalung hati
tempat dimana semua rasa bersemayam dalam lukisan hari


Pada suatu ketika.
 Dihari yang biasa kita nikmati, sesekali kau singgah

Kurasa tiada mengapa. .

25 Nov 2011

Jejak (lalu)


Jejak (lalu) yang tertinggal bukan hanya rupa
suka 'pun duka adalah bagiannya






Di bagian hati kita memilah ia
pada perjalanan hari tempat bercermin jiwa


Image from Google

20 Nov 2011

Apa kabarmu, waktu ?


Berputar surya singgah dikepala
aromanya menyengat
Usik geliat
menghapus jejak malam


Sepertinya adzan subuh masih di telingaku 


Jejak bergegas, menuai hari
menjadikannya siang malam pada bilangan bulan, tahun






sejarah berulang, menerpa wajah wajah lalu 
angin membawa semua rasa 
 
Apa kabarmu, waktu?
sepertinya, aku masih terbata mengeja jejak
rindu kemarin

Di sini.. .
aku masih mencoba meyakini
 bahwa roda nasib memang berputar



Lama ga update.. .
Masih. . Lalui hari hari.. .
Menekuri pelampung, diempang pemancingan


16 Okt 2011

KeGunung Merapi


Alhamdulillah.. .
Berkat rahmat dan karunia Mu jua saya dan enam orang kawan (satu perempuan) berhasil menjejakan kaki dipuncak gunung Merapi.
Sungguh ini adalah perjalanan yang berkesan dan menumbuhkan kembali kepercayaan diri akan fisik dan mental saya saat bercengkrama dengan alam.
_______________________________________________________________________

Perjalanan ke gunung Merapi dimulai pada hari jum'at malam tanggal 30 september 2011, saya berdua dengan kawan naik KA (ekonomi) Senja Bengawan tujuan Solo Jebres, dengan ongkos tiket sebesar 37.000 rupiah, berangkat dari stasiun Manggarai pada jam 8 malam.
Sementara empat orang kawan lainnya berangkat naik bis, sepulang mereka kerja pada hari jum'at sore dan seorang kawan lainnya yang tinggal di Surabaya naik bis menuju lokasi.

Perjalanan dengan KA Senja Bengawan kiranya sangat penuh dengan penumpang dan saya berdua yang memang tidak mendapat bangku (tiket berdiri tanpa tempat duduk) Harus rela berdempetan bersama para penumpang lain, duduk dilantai bersandar pada besi samping kursi penumpang yang duduk, tidak nyaman memang dan untuk menyiasati punggung yang sakit karena bersandar dibesi, saya dan kawan menyewa bantal berbusa tipis yang disewakan petugas KA seharga 3000 rupiah.

Tidak banyak yang bisa dilakukan di KA selain duduk, jongkok, berdiri karena pegal dan kembali duduk, jongkok lagi, namun pada akhirnya karena sudah ngantuk saya memutuskan untuk tidur dengan menggelar koran.
Dengan posisi kaki menyelonjor dibawah (kolong) bangku sementara bagian pinggang keatas berada dilorong dan topi kupluk yang diturunkan menutupi mata, maka ritual tidurpun dimulai. Tidak peduli dengan badan yang kelangkahan dan kadang sedikit tersenggol kaki para pedagang yang berlalu lalang, saya mencoba nikmati keadaan itu.

Oh ya, sebelumnya kami memutuskan duduk disamping bangku dilorong KA, kami sempat ke ruang restorasi KA dengan harapan disana ada tempat kosong dan bisa numpang tempat dengan bayar tambahan sekedarnya, namun apa daya ruang resto juga sudah penuh sesak dengan penumpang yang tidak mendapat bangku.

Jam delapan pagi lebih sedikit, akhirnya KA tiba di stasiun Solo Jebres, sebelum melanjutkan perjalanan dengan bis, kami sempatkan makan pagi diluar stasiun dengan lauk rawon seharga 8000 rupiah, selesai makan kami naik bis ke terminal Solo dengan ongkos 2000 rupiah, disambung dengan bis patas Ac keterminal Boyolali dengan ongkos 10.000 rupiah (ada juga bis non patas Ac dengan ongkos 6000 rupiah)

Dari Boyolali kami lalu naik mobil angkot (elf 3/4) dengan tujuan pasar Cepogo dengan tarip 4000 rupiah, bercampur dengan penumpang yang kebanyakan mbok mbok membawa bakul (mungkin sehabis berdagang) kami tiba dipasar Cepogo, lalu singgah diwarung untuk beli air sebanyak 10 liter untuk bekal nanjak nanti, (Aq#a 6 liter dan Poc##i S##et 4 liter) saya membeli air sebanyak itu karena kawan yang dibase camp cuma punya air 6 liter untuk 5 orang. Kami juga membeli biskuit dan wafer rasa coklat untuk bekal nanjak nanti, sekitar 60.000 rupiah kami keluar uang untuk membeli itu. Oh ya, air sangat penting untuk bekal nanjak ke Merapi karena disepanjang jalur pendakian tidak ada air. 

Dari pasar Cepogo kami lanjutkan perjalanan dengan naik bis kecil jurusan Selo dengan ongkos 3000 rupiah, disambung dengan berjalan kaki menyusuri aspal, kurang lebih 20 menit kami tiba di Base Camp Merapi (kediaman Pak Min) Kurang lebih pada jam 12 siang.

Disana sudah menunggu kelima kawan kami, kiranya 4 orang kawan kami yang naik bis sudah tiba di Base Camp pada jam 8 pagi sedangkan kawan yang dari Surabaya pada jam 10 siang

Basecamp atau Pondok pendaki, adalah sebuah rumah (dengan nama pemiliknya Pak Min) dimana terdapat ruang aula dengan lantai kayu setinggi kurang lebih sejengkal tangan (seperti panggung) yang cukup luas untuk menampung pendaki yang ingin beristirahat, baik sebelum atau setelah melakukan pendakian. Tempat ini dapat menampung sekitar 30 0rang pendaki dan bisa dikenali dengan banyaknya pendaki disitu dan sebuah plang bertuliskan BASECAMP PENDAKIAN GUNUNG MERAPI.











Di Base Camp kami menyempatkan makan siang dengan lauk telur ceplok, kerupuk dan tempe goreng dengan harga 5000 rupiah saja, kami  juga memesan kopi dan teh dengan harga 1000 rupiah pergelasnya. Sungguh harga yang luar biasa murah ditambah fasilitas ngebase camp yang gratisan, sungguh itu adalah 'keramahan' luar biasa yang kami dan para pendaki lain terima dari Pak Min dan keluarga.


Saya suka banget ngeliat tungku / tempat masak dan suasana dapur di base camp)


Setelah packing ulang dan berbagi beban di tas dan carrier sesuai kemampuan juga kebutuhan, sekitar jam 2 siang perjalanan mendaki pun dimulai. Dari basecamp, perjalanan dilanjutkan menuju Joglo dengan jalur masih berupa jalan aspal yang menanjak dengan waktu tempuh kira-kira 10 menit. Joglo adalah sebuah bangunan berbentuk rumah joglo yang biasa digunakan pengunjung untuk menikmati pemandangan sekitar. Kita bisa memandangi eloknya gunung merbabu dan lahan pertanian dengan jelas dari tempat ini.

Tempat ini sudah terlihat dari jalan raya karena terdapat sebuah baliho atau tulisan besar yang bertuliskan NEW SELO, disini juga terdapat tempat parkir dan beberapa buah warung yang menjual makanan dan minuman ringan. 





 


     








Joglo (pondok pemandangan) dan Baliho


Dari Joglo, kami berbelok kekiri melanjutkan perjalanan melalui jalan setapak kecil menuju pos Tugu I. Jalur yang kami lewati sedikit menanjak, masih didominasi ladang penduduk (kebanyakan tanaman tembakau) dengan medan batuan kecil dan tanah yang sangat berdebu karena kami mendaki pada musim kemarau. 


Track awal Merapi, sangat berdebu


Setelah beberapa kali beristirahat kami sampai juga di Pos I pada jam 4 sore, di Pos Tugu I ini terdapat sebuah tugu yang letaknya berada di sebuah punggungan, tingginya sekitar 1,5 meter.
Dari Pos I, kami melanjutkan perjalanan menuju Pos Tugu II, dengan jalur yang curam dan penuh bebatuan besar. perjalanan menuju pos ini memerlukan waktu sekitar 3 jam,"agak lama" karena kami memang banyak beristirahat disepanjang jalan. Di pos ini juga terdapat sebuah tugu, sama seperti di pos sebelumnya. 



Menuju Pos II


Dari sini sebenarnya kepingin langsung menuju Pasar Bubrah, tapi baru separuh jalan kami memutuskan untuk ngecamp (buka tenda) saja, selain karena jalan yang gelap dan berkabut juga karena fisik yang memang butuh istirahat. Maka kamipun membuka dua tenda di balik batu besar, selesai itu kami bercengkrama sebentar dimuka tenda sambil masak mie dan menikmati cemilan juga minuman hangat, ditemani bintang gemintang dan cuaca yang dingin. 
Udara malam yang sangat dingin karena musim kemarau akhirnya memaksa kami masuk ketenda dan bergelung sleeping bag untuk beristirahat.

Pagi, sekitar jam 3.30 ditengah dingin dan kantuk, kami bangun dan membuat sarapan bubur ayam instan dan minuman hangat. Selesai sarapan, kira kira jam 4 lewat kami meninggalkan tenda dengan hanya membawa tas tas kecil untuk menuju puncak. Sengaja kami hanya membawa yang penting penting saja ditas tas kecil agar perjalanan muncak nanti tidak terlalu berat.

Senter dihidupkan, kami berjalan beriringan melawan dingin dan menembus kabut, melewati medan pendakian yang masih serupa dengan medan pendakian sebelumnya.




Ditengah perjalanan menuju Pasar Bubrah mentari mulai menampakan sinarnya, sebelumnya kami berencana untuk melihat panorama sunrise itu dipuncak Merapi, namun apa daya dinginnya udara dan tebalnya kabut memaksa kami mengundurkan jam keberangkatan untuk muncak.




Menjelang pasar bubrah kami melewati sebuah memoriam yang berada pada sebuah dataran yang menjadi puncak sebuah punggungan. dari sini kami berjalan turun menuju pasar bubrah. 




Pasar Bubrah berada pada sebuah lembahan yang dipenuhi batu - batu besar yang berserakan, dari sini samar terlihat 2 buah puncak. disebelah kiri adalah jalur menuju kawah woro.




Sedang di hadapan kami adalah jalur yang menuju ke puncak Garuda, dengan jalur yang sangat menanjak curam. Medan yang kami hadapi adalah jalan berpasir kasar dan batuan vulkanis yang mudah longsor. Kami harus berhati - hati disepanjang jalan ini, karena angin kencang bisa datang setiap waktu. Begitu juga dengan bahaya longsoran batu yang terinjak oleh pendaki diatas kami.


Betapa manusia terlihat kecil diantara kebesaran alam Merapi


Disepanjang jalan, beberapa kali ada batu yang longsor menggelinding kebawah karena terinjak pendaki diatas kami, cukup bahaya memang karena kadang ada batu yang besar juga meluncur kebawah. Jadi walau kadang kami jalan merayap mata tetap harus melihat keatas dan pasang telinga untuk siap siap menghindar bila ada yang teriak 'awas batu !' 

Berjalan dibebatuan vulkanis pada kemiringan yang cukup ekstrem sangat menguras tenaga, sepertinya langkah kaki ini tidak juga membawa kami keatas, karena setiap kita melangkah naik selalu saja pasir dan bebatuan yang kita injak itu longsor dan merosot kebawah. Jadi sepertinya setiap tiga langkah naik hanya selangkah yang benar benar naik berpindah makin keatas.

Cukup melelahkan memang dan kadang untuk membantu kawan yang letih kami mendorong / menahan kakinya agar cukup kuat berpijak untuk melangkah keatas, bahkan ada juga beberapa orang yang sampai ditahan dan didorong (maaf) pantatnya agar bisa terus beranjak naik.



Merayap dan didorong dorong pun tak masalah, yang penting bisa muncak


Menjelang puncak medan jalan semakin sulit saja, karena kemiringan semakin ekstrem. Disini kita harus berhati hati sekali, berjalan sambil sesekali merayap berpegangan pada dinding tebing yang rapuh, dari sini sudah terlihat pemandangan gunung Merbabu yang elok


Gunung Merbabu


Setelah melewati perjalanan yang lumayan berat, akhirnya tiba juga di lereng kawah gunung dan satu persatu dari kami pun langsung merapat ke puncak Merapi , tapi berhubung puncaknya kecil, maka kami tak bisa berlama lama disitu karena harus gantian dengan pendaki lain. Kami akhirnya bersantai santai dilereng kawah menikmati cemilan sambil mengagumi (pemandangan) kebesaran tuhan dari puncak Merapi.




Bersantai di sekitar tenda setelah muncak


Selesai muncak kami lantas turun menuju tenda dan bersantai diluar tenda sambil bersendau gurau lalu selanjutnya packing barang untuk kembali turun menuju Base Camp.


Terimakasih kawan atas kebersamaan (pendakian) yang telah kita lakukan, senang rasanya dapat berkumpul dan jalan bareng lagi, ditengah sulitnya membagi waktu antara keluarga dan pekerjaan kita.

Sampai jumpa dipendakian berikutnya.
Semoga kita selalu dalam limpahan rahmat dan kasih sayang Nya.

 Salam.. .

_______________________________________________________________________

Oh ya, sekedar info nih :
Gunung Merapi dengan ketinggian 2.968 m.dpl terletak di dua provinsi, di Jawa Tengah dan Jogjakarta, gunung Merapi terletak berdampingan dengan gunung Merbabu. Nama puncaknya adalah puncak Garuda, yang merupakan bongkahan batu besar dengan bentuk mirip burung garuda.  
Salah satu ciri khas dari Gunung Merapi adalah pada saat terjadi letusan menghasilkan awan panas (glowing avalanches), yang oleh penduduk setempat disebut Wedus Gembel (sejenis kambing Jawa), awan panas ini mempunyai suhu sekitar 1.000 °C yang turun berbentuk bulatan keriting mirip kambing.

NB : 
Jam dan tanggal pada poto poto bukan menunjukan waktu yang sebenarnya, tampaknya kameramen kami lupa menyeting itu dikameranya.



7 Okt 2011

Semua tak sama


Bisakah kau dustai hati..?

jika indah berjuta bintang tak mampu luluhkan hati







Sedang yang kau tunggu tetaplah rembulan



Entah kenapa keyakinan hati ini masih tersimpan, 
meski terlalu jauh 'tuk terjangkau

tapi ia ada.. .

22 Sep 2011

Sampan kekhawatiran _1


 Berdiri, berpegangan pintu besi baja
bagaikan mimpi

 Mimpi yang tak bisa diingkari
kayuhi sampan kekhawatiran.. .
















 Butakan mata
melihat amarah kebaikan.. .

 Tulikan telinga
mendengar amarah amarah kebaikan

      


                                                                                                                              Puisi titipan kiriman kawan 'dari dalam'



18 Sep 2011

(Berkalang waktu) Tujuh puluh lima purnama


Alunan petikan gitar menemani kegelisahan.. .
Perjalanan masih panjang

Pasrah akan 'pa yang  dicintainya

hilang atau tidak , .

Mengaku bersalah, ikhlas dapat ganjaran setimpal

Sahabat senasib berbagi cerita 'pun rasa
bagaikan keluarga 








Pagi datang, mata pun lelah 

h e n i n g  , .


terbayang buah hati, rasa ingin menimang
pilu tak dapat menimang

Terlelap tak sadarkan, 
tak tau mimpi apa yang 'kan menepi 

Berharap perjalanan panjang ini berhikmah
penuh dengan hikmah.. .



Puisi (titipan) kiriman kawan 'dari dalam'

16 Sep 2011

Hujan

.. ... ....

Selalu membawa ingatan-ingatan kecil tentang sesuatu




Image from google



_ Dan seringkali ada kerinduan di balik semua rintiknya.. .
 


Thank's God .. ... ....
Hujan yang indah telah Kau turunkan dipenghujung senja ini

11 Sep 2011

Nyamuk songong, KTP mati dan tentang kawan

 
Nyamuk disini songong banget, dua ekor nemplok dijidat gw dan sebagian kawannya asik berputar putar ditelinga dengan suara bising mendengung yang super duper ga ramahnya buat pendengaran gw.
Mereka sukses mengganggu acara tidur gw yang memang kurang nyaman karena kebisingan lain yang juga tercipta dari ruang sebelah depan tempat anak anak ngenet.
Sungguh rasanya guemees dan nyebelin banget . Karena kalau keberisikan anak anak yang ngenet diruang depan masih bisa sedikit gw atasi dengan menyetel radio dikamar pada volume yang lumayan keras, tapi kalo untuk  nyamuk nyamuk itu gw lupa nyiapin obat lotionnya. Sementara kipas angin kecil yang gw andalkan untuk menghalau nyamuk dan panas sepertinya malas berputar karena debu yang sudah menggerogoti baling baling dan rumah dinamonya. Maka jadilah gw tidur sore tadi dengan keadaan tidak mengenakan.
Sumpah ...!!
Enek banget gw sama situasi kek gitu, rasanya mau gw toyor aja jidatnya tuh nyamuk satu satu,  cuma gw bingung mana jidat mana matanya. Coz kasian juga kalo gw salah toyor ntar kena mata, dia buta lagi nyamuknya. 
Ini tidur memang jadi masalah serius buat gw, sudah beberapa lama gw ngerasain kurang tidur akibat banyak nya acara dalam mengumpulkan rupiah, yang tetap saja susah terkumpul. 
Sungguh (lagi) ada kejadian dihari ini yang bikin keki dan dongkol hati juga bikin ga enak dibody karena kurang tidur, berawal dari pagi tadi, gw yang udah janjian sama kawan kawan buat ngebesuk kawan yang sedang menjalani kemalangan nasibnya didalam LP, terbangun setelah beberapa kali bunyi telepon pada jam sembilan, dari tidur yang ga diniatkan pada jam tujuh pagi. Dengan posisi masih mengantuk dan agak pusing juga ga mandi gw kerumah kawan dan ternyata disana gw masih harus menunggu kawan lagi (kiranya bukan cm gw aja yang hobi ngaret) 
Setelah acara tunggu menunggu selesai kami berenam berangkat menuju lokasi di daerah Cipinang Jak Tim pada jam sembilan lewat tiga puluh dan sampai disana jam sebelas kurang. Sesampai disana kami yang mau mengambil nomor antrian mengurungkan niat, karena kalau ambil sekarang maka kemungkinan kami masuk dan bertemu kawan hanya sebentar, mungkin ga sampai sejam. Kesimpulan itu diambil karena sudah banyaknya antrian sementara jam besuk tutup jam dua belas dan buka lagi jam satu sampai jam tiga lewat tiga puluh.
Maka jadilah kami menunggu jam satu dan kemudian mengantri mengambil nomer masuk, ternyata begitu meja tempat mengambil nomer antrian telah diisi petugas yang tadi beristirahat  antriannya udah kek ngantri tiket mudik aja, mungkin karena masih suasana lebaran juga karena hari saptu kemarin ga ada hari besuk (ga tau kenapa) Jadi banyak orang yang ingin bertemu dan melepas kangen bersama sanak kerabatnya walau hanya sesaat.
Ya. . Pertemuan yang hanya sesaat, terbatas jam besuk yang diijinkan dibalik proses hukuman yang memisahkan mereka yang masih ribuan jam lagi dijalani. Tentunya waktu itu teramat pendek untuk dinikmati bersama sanak kerabat.
Seorang kawan akhirnya selesai juga dengan berpeluh peluh mendapatkan nomer antrian dan selanjutnya  tugas seorang kawan lain untuk mengantri mendaptarkan nomer antrian  dan mengisi semacam formulir dimeja sebelah. Dengan membawa lima lembar KTP dan sebuah SIM tibalah saat penyerahan identitas identitas tersebut. Malang tak dapat ditolak KTP gw yang udah habis masa berlakunya ga mendapatkan ijin sebagai identitas yang bisa dipakai dan tentu saja gw ga boleh masuk.
Meradang tentu aja, gw mencoba membujuk dan berargumentasi tapi tetap aja ga mendapatkan ijin untuk masuk.
Biiiuuuuhh ....!!!
Udah nunggu lama lama tapi ga boeh masuk, sementara kawan kawan yang lain masuk untuk bertemu kawan didalam, gw dengan mangkelnya cuma bisa misuh misuh sendirian diluar.
Ada sekitar satu setengah jam menunggu diluar akhirnya mereka selesai juga dengan batas kunjungan besuknya dan satu persatu menampakan batang hidungnya sambil cengar cengir ngeliatin gw yang lagi udah ga asik maenin Hp.
Banyak pertanyaan terlontar dari mulut gw tentang kawan yang didalam, tapi ada satu jawaban dari mereka tentang keadaan dia didalam yang bikin gw tercengang dan takjup. Kiranya kawan didalam telah ada perubahan pada hubungannya dengan sang pencipta, itu bukan hanya terlihat dari pakaian dan apa yang dibicarakannya tapi juga terlihat dari raut wajah yang lebih bersih dan lebih teduh bercahaya juga pandangan kedepan yang lebih optimis. Walaupun kadang tersirat duka diwajahnya mengingat tujuh puluh dua purnama waktu yang mesti dijalaninya didalam sana.
Senang rasanya mendengar berita itu.
Kiranya Kau sudah berikan hikmah itu ya Allah, hikmah yang meresapi hari harinya didalam sana. Maha suci Engkau ya Allah, semoga Kau selau membimbingnya dan menganugerahi yang terbaik buatnya
Terbersit khusu dihati, doa untukmu kawan, tetaplah istiqomah dijalan Nya.
Walaupun kita tau, kita biasanya dekat sama tuhan kalo kita lagi susah dan tertimpa kemalangan aja, tetapi tetap saja pengharapan ampunan akan dosa dosa kita panjang kepada Nya, Karena kita yakin Dia adalah maha pengampun dan mau mengampuni dosa dosa kita, Seperti yang pernah kita dengar dulu disuara yang tertiup angin dari masjid depan pada saat kita masih suka tergelak dalam asap putih dan regukan air api dalam banyolan banyolan konyol kita tentang Nya terhadap keyakinan itu.
Semoga Dia ga lagi marah sama kita dan mau memberikan hidayah Nya buat kita semua. Karena kita yakin Ia mendengar dan mau mengabulkan doa doa kita, toh semua ujian ini juga diberikan oleh Nya.
Doakan gw juga kawan agar bisa lebih baik dan terhindar dari polisi jerat bahan yang sudah membawamu kedalam sana, karena kita sama sama tau betapa mahalnya biaya didalam sana dan juga kita sama sama tau bahwa didalam sana tidak menjanjikan dan membuat perubahan apa apa kecuali kemauan kita sendiri untuk berubah menjadi lebih baik.

Sungguh. . Gw merasa masih begitu dekat dengan sosokmu kawan, walaupun jauh dimata.
Kawan. .  Kini saatnya gw melanjutkan tidur yang terpotong, semoga aja ga ada nyamuk nyamuk songong yang mengganggu dan gw bisa mimpi bareng sedang memandang sahaja senja dipantai Sawarna. Membahagiakan diri kita bersama, saat berbaris duduk dipasir bersama kawan yang lain menikmati bias jingga yang meronai hati kita dalam indahnya persahabatan, seperti dulu kita pernah merasakannya.

Miss U Bot**, Baik baik disana ya.

Keknya ni cerita panjang banget dan ngalor ngidul ga karuan. Ya, beginilah keadaannya, gw yang ga biasa nulis ngetik cerita, jadi apa aja rasanya mau diceritain.

31 Agu 2011

Mohon maaf.. .

Kelakar kita
sifat gelak lupa
ego 'pun pengaruh luka

Keseharian
berbilang sua, tindak cakap 'pun tulisan
terlewat silap hati

Kembara waktu, setahun berlalu
atau 'pun nan terdahulu
begitu saja dosa tercipta

Kelak masa mempertanyakan
dihisab tuhan
kita tiada berkata, dosa dosa sesama bersuara

Kini, dihari mulia
semasa waktu kita bicara, saya rendahkan hati
memohon maaf pada sesama


Selamat hari raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin

25 Agu 2011

Kiriman buku dari Bandung


 .. ... ....

Walaupun senang membaca tapi saya gag pernah punya budget khusus untuk membeli buku dan salah satu alasannya yaitu mahalnya harga buku saya gag punya anggaran untuk itu.

Beruntungnya saya kemarin, termasuk salah satu yang terpilih untuk mendapat kiriman buku dari sahabat yang mengadakan kontes (Mencintai Tanpa Melukai) di blognya, yaitu Mbak Diana (Wind flowers) 






Ini adalah buku yang sudah lama saya ingin baca, karena dengar dengar buku ini bagus dan inspiratip dan sekarang buku itu sudah ada digenggaman saya.

Senang rasanya bisa membaca buku 5 CM ini, karena ceritanya yang bagus dan menggugah semangat. 
Banyak hikmah yang bisa dipetik setelah membaca buku ini dan cerita perjalanan di Gunung Semeru nya mengingatkan saya pada perjalanan ke sana bersama kawan pada tahun 2000 lalu.

*Tiba tiba jadi kangen Semeru*


Terimakasih banyak atas kiriman bukunya Mbak.

Teriring salam, semoga Mbak Diana sehat selalu dan banyak rejekinya.



18 Agu 2011

J a r a k

 Jarak.. .
seharusnya membuat kita bahagia
karena terjauh dari dosa
Bukan membuat kita sedih
karena keinginan untuk bersama

 
Jarak.. .
seharusnya melatih rasa kita untuk saling setia
saling percaya 
Bukan menjadi beban
dari perasaan takut akan kehilangan
Jarak.. .
seharusnya membuat kita bersyukur
Karena kebanyakan dari cinta itu menjebak
kedalam jalinan dosa yang meng_atas namakan cinta
 
 
Gambar dari Google
Puisi kiriman kawan (Arif Wahyudi/Komenk)  


16 Agu 2011

Amarah nan sepi


Dinding tua berdebu 
semakin rapuh kian menakutkan
 
.. ... ....


Pada hari belenggu menuai hisabnya
nanar berpasang mata
larut disetiap harap, disetiap tanya

Sia memanggil, jenuh dalam do'a
gema menjawab dihela nafas 

Prasangka menyeruak banal
tiap sisi hati, diri. . 


gambar dari Google

Aku marah
menatap sahaja ujung cakrawala

Tak berkejap kata
Dibatas senja riak mata memandang

.... .. ... .... 


Amarah nan sepi

Aku takut, disudut dinding tua sepi


Miss U Brother.. . 


 

6 Agu 2011

Mencintai tanpa melukai


Dapatkah kau mencintai tanpa melukai?
Menghilangkan sejenak cinta diri yang kian lama membuatmu sekarat!

Dapatkah kau mencintai tanpa melukai?
Saat kau dapati dirimu dicintai oleh keping hati sederhana yang tak pernah lelah berdoa untukmu

Dapatkah kau mencintai tanpa melukai?
Melupakan sejenak asal usul dirimu

Sebab, cinta adalah saat angin menggoda dedaun dan bebungaan; saat ia menerpa wajahmu dengan kelembutan
Ia tak kan pernah banyak kata dalam kehadirannya
Di mana pun, kapan pun, dan bagaimana pun caranya ia kan menyentuhmu serupa cahaya; tak terlihat namun terekam indera lainnya

Mengatupkan awan saat panas menyengat menjelangmu
Memberikan pakaian saat kau kedinginan
Memberikan makanan minuman saat kau lapar haus
Memberikan sandaran saat kau terkulai
Memberikan analogi khusus saat kau bingung tak mengerti tentang sebuah ilmu
Membuatmu tersenyum bahkan terbahak saat kau sedih
Membiarkan dirimu hidup menjadi seutuhnya dirimu; apa adanya dalam lingkar lengannya

Sanggupkah kau mengakuinya?
Jika ya...
Maka sekali lagi aku bertanya :
Dapatkah kau mencintai tanpa melukai?
 



Dapatkah kau mencintai tanpa melukai ?

Menurut saya, pada dasarnya cinta adalah saling keterkaitan diri dan jiwa pada sesuatu diluar dirinya sendiri, dimana dalam hal itu ada kebutuhan dan keinginan juga harapan yang mesti terpenuhi.
Pada banyak keadaan yang terjadi, cinta (kepada apapun) pasti menuntut pemenuhannya dan adakalanya dalam hidup kebutuhan juga keinginan itu tak dapat terpenuhi dan itu mungkin bisa saja menimbulkan luka. 

Maka sulit bagi saya mengatakan bila dapat mencintai tanpa melukai, entah sengaja atau tidak.

Karena luka adalah bagian hidup yang mesti kita terima, suka atau tidak suka tanpa kita bisa menolak atau menunda datangnya hal itu.

Cuma ada yang mesti ditegaskan disini.
Luka itu datang untuk menguatkan kita dari waktu ke waktu, ada proses pembelajaran dari situ agar kita lebih peka dan lebih bisa menyiasati keadaan hidup agar luka itu tak datang lagi dan bilamana ia datang kita bisa mengahadapinya tanpa perlu meratap dan terlalu bersedih.



Tulisan ini ikut sertakan dalam give away Mencintai Tanpa Melukai, di blognya Mbak Diana.
 
 
 

5 Agu 2011

hujan ini pilu

Aku menatap pilu hujan sore ini
pada temaram yang tak sepi dibaris jalan sepulang kerja

Rinainya menggores pedih, saat banyak tetes tercurah
basah menyisakan tanya, 
dalam hati.. . Ini hujan milik siapa ? 


Kisah terjadi sendiri, begitu saja aku melihatnya
pada halte peneduh jalan 


 Image from google


Berbaris cemas menunggu reda
terpapar sinar merkuri tangis bayi melambat sepi
letih termakan dingin
gerobak yang basah tak menyisakan tempat 

Berbalut ringkih sebelah lengan
cemas mata tak rela, nanti malam tidur dimana ?

Lalu bis kota dan deru lain memacu resah tiada lelah
seolah mengejek berserapah
membawa berpasang pasang mata pada tujuannya

30 Jul 2011

Aku cemburu


Perasaan. . Kalau kamu butuh, aku selalu ada 

tapi saat aku butuh, kamu kok gag ada.. ?






dan yang harus kamu tau, jika boleh jujur.. .

 Aku cemburu sayang... ..



HoamZzz.. .
Melebay sebelum tidur

25 Jul 2011

Pulau Peucang



Pulau Peucang merupakan pulau yang terdapat di selat Panaitan Kabupaten Pandeglang Banten atau sebelah timur Taman Nasional Ujung Kulon.
Pulau ini bersama Pulau Panaitan dan Pulau Handeuleum termasuk dalam wilayah kawasan Taman Nasional Ujung Kulon sehingga tidak sedikit wisatawan yang berkunjung ke Taman Ujung Kulon, juga berkunjung ke pulau berpasir putih ini.

Asal nama
Dinamakan peucang mengambil nama dari sejenis siput yang sering ditemukan di pantainya. Penduduk setempat biasa menyebutnya "mata peucang".
Nama "peucang" juga diambil dari nama sejenis rusa yang mendiami pulau ini.

Daya tarik 
Sebagai bagian dari kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, di pulau ini dapat dijumpai berbagai satwa seperti rusa (Cervus timorensis), lutung (Trachypithecus auratus auratus), kijang, babi hutan (Sus verrucosus) dan biawak.
Hutan Pulau Peucang merupakan salah satu ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah.
Flora di kawasan ini di antaranya merbau (Intsia bijuga), palahlar (Dipterocarpus haseltii), bungur (Lagerstroemia speciosa), cerlang (Pterospermum diversifolium), dan ki hujan (Engelhardia serrata).
Selain itu juga ada pohon Ficus atau ara pencekik, tumbuhan parasit yang melilit pohon lain untuk hidup. Biasanya pohon inangnya akan mati jika aranya menjadi dewasa.
Pantai pulau ini teramat indah dengan hamparan pasir putih dengan laut hijau muda kebiru-biruan.
Warna biru lautnya sangat ideal untuk kegiatan berenang, menyelam, memancing, atau snorkeling.
Di pulau ini juga terdapat sebuah air terjun di Citerjun.
Karangcopong Obyek yang cukup menarik perhatian wisatawan di pulau ini adalah Karang Copong adalah nama sebuah karang mati besar yang berlubang (copong) yang terletak di bagian utara pulau. Di sini menjadi tempat favorit untuk menyelam karena keindahan dasar laut dan keanekaragam ikannya. Juga menjadi tujuan bagi wisatawan yang menyukai memancing.

Sumber: Wikipedia http://id.wikipedia.org


Itulah sekelumit informasi tentang Pulau Peucang yang bisa kita baca di Wikipedia dan Alhamdulillah saya bersama kawan kawan dari Asuransi PT. Sinar Mas pada bulan ini berkesempatan mengunjunginya.


Ini adalah sedikit cerita dan dokumentasinya.
Mohon maaf kalau keliatan sedikit narsis, bukan maksud hati begitu, cuma kepingin berbagi informasi, kalo tempat itu indah dan ajib banget. Jadi wajib hukumnya bagi kawan Omong Doang untuk mengunjunginya jika berkesempatan.


Poto poto:

Dermaga Pulau Peucang



Menuju penginapan



 Disekitar penginapan





Pantai Pulau Peucang





 
  Senja di Pulau Peucang



 
Snorkling, airnya bening banget.
Ikan dan terumbu karangnya pun banyak juga beragam jenis 



Hutan di Pulau Peucang



 Padang rumput Cidaon Taman Nasional Ujung Kulon.
Tempat melihat kawanan banteng, merak hijau dan hewan lainnya.



 Dokumentasi sebelum pulang. Eh, ada yang tau saya yang mana ?


Persiapan pulang



Makan dikapal sebelum pulang


Mohon maaf ga bisa cerita secara detail mengenai rute bis dan ongkos ongkosnya maupun sewa kapal juga penginapannya, sebab saya ikutan paket tour. Jadi semuanya sudah All In, termasuk kendaraan (Bis Pariwisata) dari Jakarta.
(Jarak tempuhnya sekitar 7 s/d 8 jam dari Jakarta Pusat jika lancar dan sekitar 2 jam untuk menyebrang laut menuju Pulau Peucang jika menyebrang dari desa sumur)


Thank's buat Syamsul dan kawan kawan dari Asuransi PT Sinar Mas, semoga kita berkesempatan jalan bareng lagi dilain waktu.


Salam saya.. .