Hasrat saja ada, meletup letup dijiwa
nafsu menggila bakar gelora
nafsu menggila bakar gelora
menjemput naluri, menjamahi balik, setubuhi rasa
liar buaian mahluk, gelinjang tubuh polos, kulit kemulit liat menggumuli
liar buaian mahluk, gelinjang tubuh polos, kulit kemulit liat menggumuli
Selubung topeng cinta menghiasi
dalam buaian, cumbu, birahi
adinda-painting.indonetwork.co.id
Menggaulimu, begitu saja menikmatinya
Hasratku, hasratmu, itu saja kita, tuntaskan rasa
hanya naluri yang bicara
.. ... .... ......... . .. ..
Cintakah Rasa ?
Kemesraan hanya luapan birahi, lupakan kodrat penciptaan suci
ego meluap
dimana beranak pinak, fitrah dalam ikatan suciNya ?
Kebijakan kita, manusia. Membias pupus seiring desah nafas
keringat berpacu, lepuh sontak
Menimbang hal, lagi.. . Selepas dahaga terobati, pada jeda
birahi, sontak sirna sudah
begitu saja adanya, akhirnya, biasa.. .
Pergi sesudah hasrat meleleh dalam kubangmu
begitu saja adanya, akhirnya, biasa.. .
Pergi sesudah hasrat meleleh dalam kubangmu
Bukan hanya sekali tak cukup masa demi masa
bodoh, terbodohi
entah dimana yang terlewati
Cuma hasrat, gelora nafsu menggila
Tuntaskan.. .
Birahi kita lalu lenyap
Semu.. .
Birahi kita lalu lenyap
Semu.. .
Tidak bermakna apa apa
dimana batin batin, masihkah kita manusia ?
ipenk-project.blogspot.com
Kidung sunyi melagu sedih
dalam tanya, terhembus angin sendiri
Masih merenungi.. .
Gelap malam, dalam hitam nurani, menimbang masa
Gelap malam, dalam hitam nurani, menimbang masa
Ragu hati.. .
sepertinya ini tidak biasa, bimbang tentang kita, hal diri, perbuatan
melekat liat ditimbang logika
Masihkah mesti meyakini
semua ini.. .
dimana berpijak nurani nurani ?
Dijadikan apa semua rasa, masihkah membentuk sedikit ingat ?
Masihkah mesti meyakini
semua ini.. .
dimana berpijak nurani nurani ?
Dijadikan apa semua rasa, masihkah membentuk sedikit ingat ?
dalam khilaf terbiasa dosa dosa tidak berbicara
... ... .. . .. ... .... .........
Kembali dahaga, salurkan rasa, mendatangimu, mencumbumubirahi kita, lagi.. .
Kidung sunyi melagu sendu, kenakan topeng topeng hitamnya
entahkan asa, enyahkan masa
berpeluh tubuh tubuh kita luapkan birahi
... ... .. . .. ... .... .........
Kembali dahaga, salurkan rasa, mendatangimu, mencumbumu
Kidung sunyi melagu sendu, kenakan topeng topeng hitamnya
entahkan asa, enyahkan masa
berpeluh tubuh tubuh kita luapkan birahi
Dalam kebimbangan, perjalanan ini tiada membentuk kebijakan dan kebajikan.
Manusiakah kita ?
Manusiakah kita ?
13 komentar:
jika bertanya tentang keberadaan nurani...ia selalu ada di setiap roh jiwamu...
tak kan pernah dia pergi...hanya nafsulah yang membuatnya menghilang..tak nampak...
perjalanan hidup...membuat kita belajar dan belajar...tak ada hentinya...
* met sore...:)
nurani lah yg sering kali tdk kita dengarkan, hanya krn menangnya nafsu di dlm diri kita.
kita memang hrs selalu banyak belajar dan belajar lagi, agar mampu mendengarkan hati nurani sendiri .
salam
kidung sunyi melagu sendu, kenakan topeng - topeng hitamnya
entahkan asa, enyahkan masa
lalu kapan topeng itu terlepas?
akan kah ada waktunya?
kidung sunyi melagu sendu, kenakan topeng - topeng hitamnya
entahkan asa, enyahkan masa
lalu kapan topeng itu terlepas?
akan kah ada waktunya?
Puisi nya bagus kawand he...he...
Lam knl sobat...Q follow blog ini ya
lagi bingung banget y brader?
Kita masih manusia bahkan dalam kebimbangan yang ada
Dan kita masih punya hati
Untuk menjawab setiap kebimbangan itu
Bagaimanapun adanya
Maka bertemanlah selalu dengan hati itu :)
met malam....
no comment, puisi yg hangat
wihiiii gambarnya seram, puisinya asik tenan :D
wah puisinya bikin aku menrenung panjang sobat dimana sembunyi nurani dimana berhenti?
wew...puisi yg mantaf sob....
Posting Komentar